Pulau Jeju di Korea Selatan terkenal dengan keindahan formasi vulkaniknya, seperti Gunung Hallasan dan tabung lava Manjanggul. Artikel ini mengulas pesona geologi dan kekayaan alam Jeju dalam perspektif wisata dan pelestarian lingkungan.
Terletak di bagian selatan Semenanjung Korea, Pulau Jeju (Jeju-do) adalah destinasi wisata alam yang kaya akan keindahan geologi dan sejarah vulkanik. Pulau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi bawah laut sekitar dua juta tahun yang lalu, dan kini menjadi pulau vulkanik terbesar di Korea Selatan. Keunikan geologinya yang luar biasa menjadikannya Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2007, dengan daya tarik utama berupa Gunung Hallasan, tabung lava Manjanggul, dan kerucut parasitik Seongsan Ilchulbong.
Lebih dari sekadar tempat liburan, Jeju merupakan museum alam terbuka yang menampilkan interaksi kompleks antara kekuatan vulkanik, vegetasi sub-tropis, dan budaya lokal yang harmonis dengan alam.
Gunung Hallasan: Titik Tertinggi Korea Selatan
Puncak dari Pulau Jeju adalah Gunung Hallasan, gunung berapi tidak aktif dengan ketinggian 1.947 meter di atas permukaan laut, menjadikannya gunung tertinggi di Korea Selatan. Hallasan adalah gunung stratovolcano yang dulunya sangat aktif dan berperan besar dalam pembentukan pulau.
Gunung ini dikelilingi oleh taman nasional yang kaya akan flora dan fauna, termasuk spesies endemik yang hanya ditemukan di kawasan pegunungan Jeju. Di puncaknya terdapat kaldera besar bernama Baengnokdam, atau “Kawah Rusa Putih”, yang konon menjadi tempat mitologi dalam budaya lokal.
Jalur pendakian seperti Seongpanak dan Gwaneumsa sangat populer bagi para wisatawan dan pecinta alam, menawarkan pemandangan epik dari lereng berhutan hingga padang lava yang menakjubkan.
Manjanggul: Keajaiban Tabung Lava Dunia
Salah satu fitur paling ikonik dari formasi vulkanik Jeju adalah Manjanggul Lava Tube, yang merupakan salah satu tabung lava terpanjang di dunia dengan panjang sekitar 13,4 kilometer, meskipun hanya 1 kilometer yang dibuka untuk umum.
Di dalam gua ini, pengunjung akan disuguhkan formasi stalaktit dan stalagmit lava, serta pilar lava terbesar di dunia dengan tinggi hampir 7 meter. Suhu dalam gua yang tetap sejuk sepanjang tahun, sekitar 11–21°C, menciptakan pengalaman unik dan nyaman meski cuaca luar panas atau lembap.
Manjanggul adalah contoh sempurna dari proses pembentukan lava basal yang mengalir melalui celah bawah tanah, kemudian membeku membentuk saluran spektakuler yang menjadi surga bagi penelitian geologi.
Seongsan Ilchulbong: “Sunrise Peak” yang Memesona
Di sisi timur pulau terdapat Seongsan Ilchulbong, atau biasa disebut Sunrise Peak, sebuah kerucut tuf (tuff cone) yang terbentuk dari letusan hidrovolkanik sekitar 5.000 tahun lalu. Kerucut ini menjulang hingga 180 meter dan berbentuk seperti kawah raksasa yang menghadap langsung ke laut.
Pemandangan matahari terbit dari puncaknya adalah salah satu momen paling dicari oleh wisatawan. Selain itu, lanskap sekitar dipenuhi padang rumput hijau dan jalan setapak yang ramah pejalan kaki, menjadikannya tempat ideal untuk hiking ringan dan fotografi alam.
Harmoni Geologi dan Budaya Lokal
Uniknya, masyarakat Jeju telah lama hidup berdampingan dengan lanskap vulkanik. Banyak legenda lokal dan kepercayaan tradisional terkait dengan gunung dan gua yang dianggap suci. Contohnya, Haenyeo—penyelam perempuan tradisional Jeju—menjadi simbol kearifan lokal dalam memanfaatkan laut secara berkelanjutan.
Selain itu, batu vulkanik lokal seperti basal digunakan dalam konstruksi rumah tradisional, pagar, dan bahkan karya seni. Kehadiran dol hareubang, patung batu ikonik yang menghiasi berbagai sudut pulau, menambah sentuhan budaya yang khas pada lanskap geologi yang megah.
Pariwisata Berkelanjutan dan Konservasi
Dengan kunjungan jutaan wisatawan setiap tahunnya, tantangan besar bagi Pulau Jeju adalah menjaga keseimbangan antara ekowisata dan pelestarian lingkungan. Pemerintah daerah dan komunitas lokal aktif mengembangkan program wisata ramah lingkungan, jalur hiking yang terkelola baik, serta pusat edukasi geowisata untuk meningkatkan kesadaran pengunjung.
Pulau Jeju juga menjadi contoh sukses dalam pengembangan smart eco-island dengan fokus pada energi terbarukan, pengelolaan sampah, dan konservasi kawasan alam.
Kesimpulan
Pulau Jeju bukan hanya tempat wisata, tetapi juga laboratorium hidup dari kekuatan alam dan adaptasi manusia. Dari puncak Gunung Hallasan hingga lorong lava Manjanggul, formasi vulkaniknya menjadi saksi bisu jutaan tahun sejarah geologi yang luar biasa. Keindahan ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan bumi.